Mahasiswa dapat memahami dan menghayati
kenyataan-kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dengan berbagai macam
penderitaan, pengaruh dan sebab yang ada.
Tujuan Instruksional Khusus :
1.Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian penderitaan
2.Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian siksaan
3.Mahasiswa
dapat menyebutkan 3 siksaan yang sifatnya psikis
4.Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian kekalutan mental
5.Mahasiswa
dapat menyebutkan gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental
6.Mahasiswa
dapat menyebutkan tahap-tahap gangguan kejiwaan
7.Mahasiswa
dapat menyebutkan sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
8.Mahasiswa
dapat menyebutkan proses-proses kekalutan mental
9.Mahasiswa
dapat menyebutkan sebab-sebab timbulnya penderitaan
10.Mahasiswa
dapat menyebutkan pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami
penderitaan
A. PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita.
Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan susuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan
bertingkat-tingkat ada yang berat ada yang ringan, namun peranan individu juga
menentukan barat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang atau
sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua
orang, hal itu sudah merupakan resiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau
kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan
yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.
Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya,
hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang
diberikanNya. Tanda atau wangsit dapat berupa mimpi atau mengetahui melalui
membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan
mahluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk
melupakannya. Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan
cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah
akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa
kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia
merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan akan diperoleh
suatu kedamaian dalam hatinya sehingga secara berangsur akan berkurang
penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan
tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Dalam surat Al insyiqoq : 6 dinyatakan manusia
ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan artinya bahwa manusia harus bekerja
keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk melangsungkan hidup ini manusia
harus menghadapi alam (menaklukan alam) menghadapi masyarakat sekelilingnya dan
tidak boleh lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah
satu darinya/kurang sungguh menghadapinya maka akibatnya manusia akan
menderita.
B. SIKSAAN
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah
penderitaan.
Dengan
siksaan-siksaan itu Allah akan menganiaya mereka, namun mereka jugalah yang menganiaya diri sendiri, karena
dosa-dosanya.
Siksaan
yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak
dibaca diberbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis dihalaman pertama
dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.
Berita
mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari, sebuah harian ibukota
(pos kota) halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan,
pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokon, dan sebagainya.
Dengan
demikian jelaslah disatu pihak kasus siksaan, pemerkosaan, perampokan,
pembunuhan dan lain-lain merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose
berita-berita seperti itu koran itu cukup laku, dan mempunyai oplaag yang
tinggi.
Siksaan yang sifatnya Psikis misalnya kebimbangan,
kesepian dan ketakutan. Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu
saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu
saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah kawannya yang
akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam
keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat
itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami,
sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia
akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat
diatasi.
Kesepian
dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun
ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur
adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami
oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka
memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu
wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Seperti
halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus
menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu
kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang
dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan
duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh
sahabatnya itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya
dengan suatu kesibukan,khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa
kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan
yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang
memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga
dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian
hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat
juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab
ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan
seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a. Claustrophobia
dan Agoraphobia.
b.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan
Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat
terbuka
c.
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu
disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya
seseorang harus melewati jembatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang
mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
d. Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang
bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan
demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang
demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang
terang.
e.
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami
seseorang yang takut
diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam
tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan
kesakitan.
f.
Kegagalan merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk
bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi
kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan
kalau sampai terulang lagi.
APA
YANG MEMBUAT SESEORANG MENJADI PHOBIA?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang
berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari
ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan sesuatu schock emosional
atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam
keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita
mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih
kanak-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang
kelihatannya tenang dan mantap.
Tanpa pengobatan anak-anak yang
menderita phobia sekolah dapat berkembang menjadi agoraphobia yang parah bila
mereka sudah biasa, kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit membedakan
antara kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenarnya. Umumnya
ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis
yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukkan sebelum phobianya
akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu
phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya
mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli-ahli setuju bahwa tekanan
dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan
terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
C. KEKALUTAN MENTAL
Penderita kekalutan mental dalam ilmu psikologi
dikenal sebagai kekalutan mental, secara lebih sederhana kekalutan mental dapat
dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah
secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang
mengalami kekalutan mental adalah:
a.
Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri
pada lambung
b.
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,
cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
a.
Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik
jasmani maupun rohaninya.
b.
Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga
cara bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan
bila menghadapi persoalan justru cepat memecahkan.
c. Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya.
Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan
persoalan.
Sebab-sebab
kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a.
Kepribadian yang lemah, akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempurna, hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah
diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan
manghancurkan mentalnya.
b.
Terjadinya konflik sosial budaya, akibat norma berbeda antara yang bersangkutan
dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri
lagi, misalnya: orang pedesaan yang berat menyesuiakan diri dengan
kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang
jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
c.
Cara pematangan batin, yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadap kehidupan social: over acting sebagai
overcompensatie
Proses- proses kekalutan mental yang dialami oleh
seseorang mendorong ke arah :
a.
Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha
agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam
hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif.
b.
Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya
apa yang diinginkan.
BENTUK FRUSTASI ANTARA LAIN :
1.
Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan
secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.
Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan
(infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung,
memecah barang-barang.
3.
Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap),
misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala
pada benda keras.
4.
Proyeksi merupakan usaha melempar atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap
sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari,dikatakan lantai
yang berjungkit.
5.
Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri
dengan bintang film, dalam soal harta kekayaaan dengan pengusaha kaya yang
sukses.
6.
Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa
dirinya superior dari pada orang lain.
7.
Autisme adalah gejala menutup diri secara diri secara total dari dunia riil,
tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri
yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
PENDERITA
KEKALUTAN MENTAL BANYAK TERDAPAT DALAM LINGKUNGAN SEPERTI :
- Kota-kota besar yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sebagaian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain, akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
- Anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang berlaku.
- Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengelurkan perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada kaum pria.
- Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
- Orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari keuntungan sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan masalah spritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh
manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan
neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama
menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati dari pada hidup,
dengan pengertian bahwa dengan kematiannya, maka berakhirlah penderitaan yang
dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa,
lalu mengambil jalan pintas, dengan bunuh diri.
D. PENDERITAAN
DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik
berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat
kodrati. Karena itu terserah kapada manusia itu sendiri untuk berusaha
mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau
menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya dengan budayanya itu
ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini
membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain
yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan
bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup
tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
Manusia harus optimis ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya
meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan
hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai
doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.Manusia hanya
merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber
malapetaka yang menimbulkan penderitaaan. Penderitaan yang terjadi selain
dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain.
Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain
atau masyarakat menderita.
E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi
penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi
dan sebagainya
mensejahterakan manusia dan
sebagian lainnya membuat manusia. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik
senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya
penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan
Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisoviyet, kebocoran gas beracun di India. Penggunaan
peluru kendali dalam perang Irak.
Beberapa
sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam,
bencana perang dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua
di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira
muda di Condet, meletusnya gunung Galunggung, perang Irak dan Iran.
Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya
komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para
pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya
seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak yang bernama Arie Hanggara yang
mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul Arie
Hanggara.
F. PENDERITAAN
DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana
berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci
sebagai berikut :
a.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia.
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut
nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir
Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka
manusia lain menderita misalnya:
1.
Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah
pantas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh
Pengadilan Negri Surabaya supaya perbuatan itu dapat diperbaiki dan sekaligus
meredakan penderitaan, sedangkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.
2.
Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri
sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhi hukuman oleh
pengadilan Negri Jakarata Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan
sekaligus merasakan penderitaan.
3.
Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman Rendra
dalam puisinya "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta" perbuatan
buruk yang merendahkan derajad kaum wanita, yang memandang wanita tidak lebih
dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha
memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkombinasikannya kepada masyarakat
termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu.
Perbuatan buruk manusia
terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia, Tetapi manusia
tidak menyadari hal ini, Mungkin kesadaran itu timbul setelah musibah yang
membuat manusia menderita misalnya :
1.
Musibah banjir dan tanah longsor di Lampung selatan bermula dari penghunian
liar dihutan lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh
manusia-manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir,
ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang
hilang/musnah. Segenap lapisan masyarakat,
pemerintah
dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari penderitaan ini.
2.
Perbuatan lalai mungkin kurang kontero terhadap tanki-tanki penyimpanan gas-gas
beracun dari perusahaan "Union Carbide" di India. Gas-gas beracun
dari tangki penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya,
mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas dan mengalami
cacat. Inilah penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau
pimpinan perusahaan itu. Ia bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan
manusia disitu.
b.
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia
dapat juga terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal,
dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus
penderita dapat diungkapkan berikut ini :
1.
Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang
tuanya. Ia disekolahkan, karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai
di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Dsabone
Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo,
Mesir
2.
Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini.
Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga
istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah
kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak
mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan,
kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah seperti kesetiaan dan kesabaran
sang istri yang luntur karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
G. PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, ingin bunuh diri, Sikap ini diungkapkan dalam
peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna" , "nasib sudah menjadi bubur". Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan,
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu
tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan
tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan
diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus
disingkirkan.
H. HIKMAH
Menjadikan manusia menjadi
sadar atas perbuatan yang telah diperbuat di dunia itu salah sehingga dapat
meperbaiki sifat buruk manusia tersebut menjadi lebih baik lagi dan tidak
melupakan kehidupan di akhirat. Semua manusia itu pernah berbuat salah,tetapi
Allah itu Maha Pengampun kalau kita bersungguh-sungguh dalam bertaubat. Sesungguhnya
manusia hidup di dunia itu hanya bersifat sementara,sedangkan kehidupan manusia
yang kekal itu berada di akhirat kelak. Berbuat baiklah selama di dunia karena
semua amal perbuatan kita akan di hitung oleh Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar