Semenjak tahun 1990 - sekarang, Balai Seni Rupa digabung dengan Museum Keramik menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 475 Tahun 1993 tentang Penetapan Bangunan-Bangunan Bersejarah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Benda Cagar Budaya dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Bangunan Cagar Budaya, Museum Seni Rupa dan Keramik termasuk ke dalam golongan A. Bangunan ini dilindungi oleh SK Mendikbud Nomor 0128/M/1998.
Ø Koleksi Seni Rupa
Museum ini memiliki 500-an karya seni rupa terdiri dari koleksi lukisan dan patung Koleksi lukisan tertua berupa lukisan Bupati Cianjur karya R. Saleh Syarif Bustaman (1807-1880). Dari masa Mooi Indie (1908-1936) terdapat koleksi lukisan yang mengacu pada keindahan karya Wakidi, M. Pirngadi, Ernest Dezentje serta Basuki Abdullah. Masa Persatuan Ahli Gambar Indonesia (1938) yang menjadi masa kebangkitan seni rupa di Indonesia diwakili lukisan karya Agus Djaya, S. Sudjono, Henk Ngantung, Emiria Sunassa, RGA Sukirno dan lain-lain. Masa Revolusi/Pendirian Sanggar (1945) terdapat lukisan karya Sudjono Kerton, Affandi, Trubus, Hendra Gunawan, Barli Sasmita dan lain-lain.
Ø Fasilitas Umum
· Fasilitas Penunjang
Fasilitas Penunjang yang terdapat di Museum Seni Rupa dan Keramik berupa :
Bagian dari Gedung
Museum Seni Rupa dan Keramik yang terdiri dari aula, plaza serta taman yang
dapat dimanfaatkan untuk acara - acara tertentu, seperti : pameran temporer,
seminar, lomba, maupun acara pernikahan. Untuk keperluan ini Museum Seni Rupa
dan Keramik juga dilengkapi dengan areal parkir yang cukup luas.
Perpustakaan Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki perpustakaan dengan sejumlah buku - buku koleksi mengenai seni rupa dan keramik, yang dapat membantu mahasiswa / pengunjung / peneliti dalam mencari data, baik mengenai museum maupun yang berhubungan dengan koleksi seni rupa dan keramik.
Souvenir Shop Menyediakan berbagai macam souvenir, seperti t-shirt, mug, gantungan kunci, kalung, gelang dll yang dapat dibeli sebagai kenang - kenangan selama berkunjung di Museum Seni Rupa dan Keramik. Selain itu juga tersedia minuman ringan.
Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas umum bagi pengunjung berupa mushola dan toilet.
· Visi
Perpustakaan Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki perpustakaan dengan sejumlah buku - buku koleksi mengenai seni rupa dan keramik, yang dapat membantu mahasiswa / pengunjung / peneliti dalam mencari data, baik mengenai museum maupun yang berhubungan dengan koleksi seni rupa dan keramik.
Souvenir Shop Menyediakan berbagai macam souvenir, seperti t-shirt, mug, gantungan kunci, kalung, gelang dll yang dapat dibeli sebagai kenang - kenangan selama berkunjung di Museum Seni Rupa dan Keramik. Selain itu juga tersedia minuman ringan.
Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas umum bagi pengunjung berupa mushola dan toilet.
· Visi
Menjadikan Museum Seni Rupa dan Keramik sebagai pusat pelestarian seni rupa Indonesia dan sebagai tujuan kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf internasional.
·
Misi
1. Meningkatkan sumber daya manusia
2. Meningkatkan pelayanan pengunjung
3. Melakukan penataan ruang koleksi secara berkala
4. Meningkatkan kerjasama dengan mitra museum
·
Tugas Pokok
Melayani masyarakat dan pengunjung serta mengadakan, menyimpan, merawat, mengamankan, meneliti koleksi, memperagakan dan mengembangkan untuk kepentingan pendidikan, sejarah, kebudayaan, rekreasi, sosial dan ekonomi, baik langsung maupun tidak langsung.
· Fungsi
1. Penyusunan program dan rencana kegiatan operasional
2. Pengusulan pengadaan koleksi serta sarananya
3. Penyelenggaraan usaha - usaha, publikasi, pameran koleksi dan pemasaran
4. Pelaksanaan pembuatan deskripsi dan registrasi koleksi
5. Penyimpanan, penataan dan perawatan koleksi
6. Penelitian koleksi
7. Pemberian bimbingan dan pelayanan edukatif kultural kepada masyarakat
8. Penyelenggaraan pengelolaan perpustakaan museum
9. Pelayanan informasi tentang seni rupa dan keramik
10. Penyusunan kegiatan ketatausahaan
Ø
Program Edukasi
Museum sebagai
salah satu lembaga pendidikan non formal didalam masyarakat, sudah seharusnya
dapat berperan sebagai pusat informasi, pusat rekreasi serta sebagai pusat
belajar dengan cara memberi pelayanan yang bersifat edukatif, rekreatif dan
inspiratif yaitu membantu mengembangkan ilmu pengetahuan dan rasa senang
masyarakat terhadap koleksi museum, kemudian menginspirasi mereka untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Untuk keperluan
diatas, Museum Seni Rupa dan Keramik menawarkan program edukasi sebagai
penunjang koleksi museum serta sebagai jembatan bagi masyarakat pengunjung
untuk lebih mengenal dan memahami koleksi yang dimilikinya berupa program
workshop/pelatihan membuat keramik dan melukis yang dapat diikuti oleh seluruh
pengunjung museum, baik secara perorangan maupun secara kelompok.
Metode Pelatihan
Keramik ini berupa pemberian materi oleh instruktur yang disertai dengan
praktek langsung sampai tahap pembentukan yaitu tahap pembuatan tanah liat
menjadi bentuk-bentuk benda keramik yang diinginkan. Dari program edukasi ini
pengunjung juga akan diberikan pengetahuan tentang proses pengolahan bahan
sampai tahap pembakaran. Sementara untuk workshop melukis, pengunjung dapat
belajar melukis dari membuat sketsa, melukis dengan cat air maupun melukis
dengan cat minyak.
Ø
Workshop
·
Mengenal
Keramik
Keramik adalah tanah liat yang dibakar pada suhu tertentu sehingga secara kimiawi telah berubah menjadi satu bentuk yang permanen. Ada beberapa istilah yang dikenal untuk tanah liat bakar (baked clay) seperti terakota yang berbahan tanah merah, pottery, earthenware, stoneware dan porcelain. Namun demikian istilah keramik cenderung digunakan untuk barang - barang yang diglasir, terbuat dari batuan (stoneware) dan porcelain. Sedangkan untuk earthenware dan pottery disebut dengan tembikar. Ada juga istilah lokal yang digunakan, seperti di Jawa yang menyebut tembikar dengan istilah gerabah. Jenis-jenis keramik berdasarkan bahan dan suhu pembakaran adalah : Earthenware (tembikar) adalah keramik berbahan dasar tanah liat yang banyak mengandung campuran lain dan dibakar pada suhu pembakaran 3500 ºC s.d. 1.0000 ºC. Jenis keramik ini bersifat menyerap air karena memiliki permeabilitas yang relatif sedang sampai tinggi dan berpori banyak.
Stoneware (batuan) adalah keramik berbahan dasar tanah liat yang bersifat silika (kaca) yang dapat berubah secara fisik karena dibakar pada suhu 1.1500 ºC s.d. 1.3000 ºC . Jenis ini tidak menyerap air karena permeabilitasnya relatif rendah tetapi tidak tembus cahaya. Porcelain (porselin) adalah keramik berbahan dasar kaolin (tanah liat putih) dan feldspar (tanah putih dari batu granit yang membusuk) dan dibakar pada suhu 1.2500 ºC s.d. 1.3500 ºC. Jenis ini tidak berpori dan dapat tembus cahaya (translucent).
·
Bahan
Bahan
umum atau bahan utama keramik adalah tanah liat (clay) yaitu deposit partikel
terhalus akibat proses pelapukan batuan-batuan tertentu yang memiliki komposisi
utama aluminium, silikat dan kaolin. Berdasarkan terdepositnya, tanah liat
dibedakan menjadi tanah liat primer dan tanah liat sekunder. Tanah liat primer
(misalnya : kaolin) yang bersifat tidak plastis dan biasa digunakan untuk
keramik adalah tanah liat yang terdeposit ditempat bebatuan induknya sehingga
untuk memperolehnya dengan cara ditambang. Sedangkan tanah liat sekunder
(misalnya : tanah liat merah) yang bersifat lebih plastis dan digunakan untuk
tembikar adalah tanah liat yang terdeposit jauh dari bebatuan induknya,
biasanya di daerah berair.
Bahan khusus adalah bahan lain yang berhubungan dengan keramik misalnya bahan glasir yaitu lapisan kilap seperti kaca pada permukaan keramik. Bahan glasir terdiri dari bahan utama yang sangat dominan seperti silika dan boraxs, bahan pencampur yang berfungsi sebagai modifier seperti oksida garam, timah hitam, magnesium dll, serta bahan pewarna seperti tembaga, chromium, timah putih, dll.
· Proses
Bahan khusus adalah bahan lain yang berhubungan dengan keramik misalnya bahan glasir yaitu lapisan kilap seperti kaca pada permukaan keramik. Bahan glasir terdiri dari bahan utama yang sangat dominan seperti silika dan boraxs, bahan pencampur yang berfungsi sebagai modifier seperti oksida garam, timah hitam, magnesium dll, serta bahan pewarna seperti tembaga, chromium, timah putih, dll.
· Proses
Proses adalah tahap suatu benda keramik terbentuk yang meliputi : Proses Penyiapan (preparatin) Proses penyiapan bahan utama adalah membersihkan kotoran yang terkandung didalam tanah liat dan menyiapkan adonan bahan keramik yang siap pakai. Sedangkan bahan glasir bisa disiapkan dalam bentuk cairan maupun bubuk.
Proses
Pembentukan (forming) Proses pembentukan keramik terdiri dari tahap pembentukan awal dan akhir. Pada kedua
tahap tersebut keramik dapat dibentuk dengan berbagai teknik, baik dengan alat
maupun tidak yang terdiri dari teknik pijat, teknik spiral, teknik cincin,
teknik lempeng, teknik cetak, teknik roda putar, teknik tatap pelandas, dan
teknik gabungan yang merupakan perpaduan dari berbagai teknik.
Proses Penggarapan Permukaan (surface treatment) Proses ini berupa penghalusan permukaan dan pemberian hiasan (dekorasi). Penghalusan permukaan untuk membuat keramik tampak bagus sekaligus memperkecil dan merapatkan pori - pori pada permukaan keramik. Pemberian hiasan adalah dekorasi yang ditambahkan pada permukaan benda keramik dan dilakukan dengan teknik lukis,tekan,gores,cukil dan tempel.
Proses Pengeringan (drying) Proses ini dibutuhkan untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam kandungan adonan keramik serta mempersiapkan keramik dalam satu kondisi siap baker.
· Pembakaran (firing)
Proses Penggarapan Permukaan (surface treatment) Proses ini berupa penghalusan permukaan dan pemberian hiasan (dekorasi). Penghalusan permukaan untuk membuat keramik tampak bagus sekaligus memperkecil dan merapatkan pori - pori pada permukaan keramik. Pemberian hiasan adalah dekorasi yang ditambahkan pada permukaan benda keramik dan dilakukan dengan teknik lukis,tekan,gores,cukil dan tempel.
Proses Pengeringan (drying) Proses ini dibutuhkan untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam kandungan adonan keramik serta mempersiapkan keramik dalam satu kondisi siap baker.
· Pembakaran (firing)
a.
Jenis Pembakaran.
Pembakaran pada bahan utama yang melewati tiga tahap yaitu dehidrasi, oksidasi dan vitrifikasi
Pembakaran bahan khusus yang terdiri dari pembakaran langsung ketika glasir diberikan saat keramik masih mentah tapi dalam kondisi siap bakar serta pembakaran tidak langsung ketika glasir dilakukan pada keramik yang sudah dibakar setengah matang (biscuit).
Pembakaran pada bahan utama yang melewati tiga tahap yaitu dehidrasi, oksidasi dan vitrifikasi
Pembakaran bahan khusus yang terdiri dari pembakaran langsung ketika glasir diberikan saat keramik masih mentah tapi dalam kondisi siap bakar serta pembakaran tidak langsung ketika glasir dilakukan pada keramik yang sudah dibakar setengah matang (biscuit).
b.
Teknik Pembakaran.
Pembakaran dengan suhu rendah yang biasa dilakukan ditempat terbuka sehingga pengendalian api dan suhu panasnya ditentukan oleh cuaca.
Pembakaran dengan suhu tinggi diperoleh bila menggunakan tungku pembakaran yang tertutup (kiln).
Pembakaran dengan suhu rendah yang biasa dilakukan ditempat terbuka sehingga pengendalian api dan suhu panasnya ditentukan oleh cuaca.
Pembakaran dengan suhu tinggi diperoleh bila menggunakan tungku pembakaran yang tertutup (kiln).
·
Denah Gedung
·
Alamat
Museum Seni Rupa dan Keramik
(Taman Fatahillah)
Jl.Pos Kota no.2
Jakarta Barat Telp. (021) 6926090, (021) 6907062
Fax.
(021) 6926091
museumsenirupa_k@yahoo.co.id
Website:
http://museumsenirupa.com/
Sumber : Brosur Seni Rupa dan Keramik
Sumber : Brosur Seni Rupa dan Keramik
1 komentar:
bang dapat denah bangunan ini dari mana?
Posting Komentar